TANAMKAN TUJUAN BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA
Seringkali atau mungkin pernah
kita jumpai, dimana kita sebagai guru mata pelajaran matematika, ada siswa yang
bertanya, “Untuk apa belajar matematika?, penuh dengan angka-angka yang
memusingkan dan begitu sulit”. Biasanya pertanyaan itu terlontar dari mulut
siswa yang merasa sulit dan kurang menyukai dengan mata pelajaran matematika
yang disebabkan oleh ketidaktahuan mengenai tujuan belajar matematika di
sekolah.
Apakah tujuan pembelajaran
matematika? Apakah untuk membelajarkan konsep atau materi matematika
sebanyak-banyaknya? Menurut Permendikbud nomor 58 tahun 2014 tentang Kurikulum
2013 Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah, ternyata tidak demikian.
Pembelajaran matematika tidak hanya dimaksudkan untuk penguasaan materi
matematika sebagai ilmu semata, melainkan untuk mencapai tujuan yang lebih
ideal, yakni bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar dan
penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kompetensi keterampilan peserta
didik sebagai dasar dan penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dapat diartikan penguasaan akan literasi matematika (mathematical literacy). Menurut Ojose, B
(2011) yang menyatakan bahwa literasi matematika merupakan pengetahuan untuk
mengetahui dan menggunakan dasar matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Perlu kiranya kita sebagai guru
matematika selalu memberikan tujuan membelajarkan matematika dalam setiap
materi yang guru ajarkan kepada siswa, misalnya guru mengajarkan materi
mengenai kesebangunan, pada saat pendahuluan atau mengenalkan materi
kesebangunan diawal perlu disisipkan untuk apa materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari,
yaitu jika siswa mempunyai cita-cita
sebagai seorang perancang bangunan, pesawat terbang, otomotif ternyata harus
menguasai materi dasar kesebangunan, hubungan antara rancangan dan kenyataan
yang di ukur dengan skala.
Hal lain, misalnya materi
matematika aritmatika sosial, dimana siswa juga harus mengenal mengenai untung
dan rugi, diskon, rabat dan netto, juga bunga atau jasa bank, tentunya hal
tersebut sering kita dapati dalam hubungannya di lingkungan perdagangan, atau
mungkin ada siswa yang mempunyai cita-cita dalam lingkungan perdagangan atau di
lingkup perbankan.
Materi Statistik juga perlu
dipahamkan kepada siswa akan tujuan mempelajari materi tersebut, ternyata ada
hubungannya dalam kehidupan sehari-hari atau dilingkungan kerja nantinya,
apalagi ada Badan Pusat Statistik Nasional yang berkecimpung dalam menyediakan
data bagi pemerintah dan masyarakat yang diperoleh dari sensus penduduk.
Bangun ruang, tentunya siswa akan
mendapati dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan bangun ruang, bentuk
rumah, bentuk mainan, perkakas rumah atau dapur, yang dibuat berbentuk salah
satu bangun ruang, tentunya siswa bisa membuat dengan menghitung luas atau
volume bangun ruang tersebut.
Jika di awal pembelajaran
matematika siswa dikenalkan dan diberitahu akan tujuan untuk apa belajar
matematika dan dikembangkan dengan model pembelajaran yang mengasyikkan,
tentunya siswa tidak akan merasa terbebani dan merasa jenuh dalam menerima
materi pembelajaran matematika. Siswa juga tahu untuk apa memperoleh materi
matematika nantinya atau mungkin dalam kehidupan sehari-hari mendapati masalah
yang sesuai dengan materi matematika saat belajar di sekolah.
Apalagi selain mengenalkan tujuan
matematika juga memberikan pembelajaran matematika dalam bentuk praktik, misalnya
yang pernah saya lakukan dalam materi statistik untuk menghitung rata-rata
kendaraan yang lewat dijalan raya, pernah siswa saya ajak untuk menghitung
kendaraan yang lewat dijalan raya dalam waktu satu jam, siswa diminta untuk
mendata jenis kendaraan yang lewat dan berapa jumlah kendaraan yang lewat dalam
waktu satu jam tersebut, maka akan diperoleh jenis kendaraan apa yang sering
lewat (sebagai modus) dan berapa rata-ratanya (mean) dalam waktu satu jam
tersebut.
Materi Aritmatika Sosial
misalnya, siswa belanja secara online dan memperoleh diskon, siswa diminta
untuk menceritakan berapa harga awal barang tersebut, berapa diskonnya, dan
berapa yang harus dibayarkan nanti.
Praktek lain yang pernah saya
lakukan dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) kondisi pandemi Covid-19, siswa
diminta untuk mencari barang-barang yang dimiliki di rumah yang berbentuk
bangun datar, misalnya persegi, persegi panjang, trapezium, jajar genjang,
belah ketupat, laying-layang dan segitiga, lalu diminta untuk mendiskriipsikan
atau menceritakan mengenai barang tersebut berbentuk apa, dan diminta untuk
menghitung luas dan keliling bangun datar tersebut.
Menanamkan pentingnya tujuan
belajar matematika dari awal, tentunya siswa akan lebih semangat lagi dalam
belajar dan tau akan kegunaan materi matematika yang siswa peroleh nantinya
dalam kehidupan sehari-hari dan diharapkan siswa mampu memecahkan masalah
matematika dalam kehidupan sehari-hari tersebut dengan lebih bijaksana.
Penulis
H. Hermawan Lastiyono, ST, SPd,
MPd
Guru Matematika
SMP Muhammadiyah 1 Simpon
Surakarta
Komentar
Posting Komentar